Thursday 3 September 2009

I love You Indonesia

Indonesia terkenal dengan bangsa yang sopan santun, teposliro, legowo, toleransi dan lain sebagaianya. Begitu banyak sifat mulia yang dimiliki, den sifat itu memiliki nilai yang positif dan negatif, kalau dipandang dari nilai positifnya indonesia telah memenuhi sayarat sebagai manusia yang beragama dan bermoral yang mampu menjaga kesetabilan kehidupan sosial yang rukun. kalau dipandang dari sisi negatifnya bangsa endonesia akan selalu terpojok dan di anggap kurang memiliki integritas sehingga bangsa lain memandang indonesia bangsa yang lemah, kalau saya boleh mengutib kata-kata cak Nun (Ainun Najib) ketika menyampaikan ceramah di kota Jombang "Indonesia itu bukan kalah tapi mengalah" secara tersurat memiliki makna indonesia poenya jiwa yang besar, tapi makna yang tersirat bangsa indonesia adalah bangsa yang selalu mengalah dan nerima apa adanya kurang memiliki sepirit untuk tampil di depan dan menjadi pemenang karena pada dasar sifat-sifat itulah yang dimiliki bangsa indonesia.
Dua nilai itulah yang selalu dijadikan mangsa oleh bangsa-bangsa lain umtuk bisa menjadi juara di panggung persaingan dunia, tentunya satu sama lain saling mencari kelemahan pesaing-pesaingnya, dia akan menggayang pesaingnya tanpa harus memperhatikan sopan santun, code etik, kerukunan dan lain sebagainya dengan prinsip menguntungkan, dalam hal ini indonesia di rugikan dengan sikap dan sifat yang dimilikinya membawa Indonesia kerugian dengan sikap toleransi yang begitu besar akhirnya banyak terjadi pelecehan, penindasan, pelangaran HAM dan lain sebagainya. Wal hasil Indonesia seperti bangsa yang tidak punya kepribadian dan integritas, membuat bangsa lain kurang respek terhadap bangsa Indonesia dan memandang dengan sebelah mata.
"Indonesi ? ahsanun nas " kata- kata itulah yang sering keluar dari mulut penduduk mesir, memang gelar tersebut cocok bagi bangsa indonesia dengan segala sifat yang dimilikinya. Tapi dengan sifat tersebut tidak cukup untuk menghadapi dunia yang lambat laun semakin garang dan buas akan mencaplok siapa saja yang lemah. Maka dibutuhkan sifat yang mampu menunjukan kepada dunia bahwa bangsa indonesia adalah bangsa yang mampu tampil di pangung persaingan dunia, dan hal itu bukan hanya sebuah wacana tapi harus dengan bukti yang real.

Masisir In Sorrowful

Ramadhan adalah bulan penuh hikmat, bulan penuh ampunan dan bulan pembebasan dari siksa api neraka atau yang kita kenal bulan (itqun minan naar). Begitu banyak kemulyaan di bulan ramadhan dan kita merasakan secara langsung efek dari bulan ramadahan ini, tentunya terlihat dengan jelas di negri-negri islam, bulan ramadhan bisa membuat orang berubah sembilan puluh derajat, hatinya luluh, imanya selalu mendorong untuk selalu berbuat baik, para hartawan berlomba-lomba memberi bantuan baik bagi wafidin(pendatang) maupun untuk penduduk asli mesir yang tak terhitung jumlahya.
Dengan berbagai macam kemulyaan dan kelebihan di bulan ramadhan ini banyak sekali kita temukan mahasiswa Indonesia mesir terserang berbagai panyakit mulai demam, batuk, pilek, tipes sampek penyakit liver, mungkin saya ambil miniatur masyarakat masisir (mahasiswa indonesia mesir) kekeluargaan Gama Jatim hampir seluruh anggota stuktur kepengurusan organisasi ini terkena wabah penyakit. Dengan jumlah yang begitu banyak, apa sih yang membuat mereka sakit ? kenapa mereka terjangkit penyakit ? siapa sih yang harus disalahkan ? apakah ini merupakan sekenario tuhan makna dari bulan maghfiroh ?
Banyak hal terlintas di otak tapi kita hanya bisa menerka dan menganalisa.
Apa sih yang membuat mereka sakit ?
Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya kita akan melihat beberapa hal, yang pertama kebersihan, memang masiswa tingkat kemalasanya dalam hal kebersihan cenderung lebih tinggi dibanding dengan orang yang sudah berkeluarga karena mereka lebih memprioritaskan penyelesaian tugas-tugas yang ia emban, dan selalu hidup dinamis tak mau diam aktif dan terus bergerak sehingga kebersihan dan kerapian rumah agak kurang diperhatikan, hemat katanya "ngapain bersihin rumah kalau jarang di rumah ". Tetapi kita juga menemukan seklompok mahasiswa yang selalu aktif tetapi kepedulianya terhadap kebersihan dan kerapian sangat tinggi, ketika bangun tidur melihat melihat banyak piring kotor berserakan di dapur langsung mencucinya, melihat rumah kotor tidak segan-segan menyapunya, rumah selau terlihat bersih dan rapi.
Yang kedua kita lihat dari sisi makanan, kalau kita berbicara tentang makanan tetunya kita merujuk kepada dua unsur, yang pertama adalah vitamin yang terkandung di dalam makanan tersebut, sekarang bagaimana caranya mahasiswa mesir mengkosumsi makanan ? apakah sudah memenuhi empat sehat lima sempurna ? dari pengamatan saya akhir-akhir ini MASISIR mendapatkan banyak bantuan dari penduduk mesir yang bersedekah melalui masjid-masjid ketika berbuka dan hampir semua mahasiswa mengambil bantuan tersebut, selain itu pula banyak juga acara buka bersama yang di adakan hampir setiap hari baik oleh kekeluargaan, almamater, lembaga-lembaga afiliatif dan kelompok-kelompok kajian, dan makanan yang di sajikan makanan yang mampu memenuhi vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh baik itu dari sisi makananya maupun minumanya, kita ambil contoh bantuan yang diberikan kepada wafidin tidak jauh dari daging sapi, ayam sayurnya pun terdapat kentang kadang kacang-kacangan, dari minumnya es buah, kadang kolak ditambah kurma hal itu sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.unsur yang kedua adalah kebersihan mahasisa indonesia yang hidup di mesir kesan pertamanya adalah mesir itu jorok baik dari sisi makananya maupun dari sisi kebersihan lingkunganya tidak jarang kita temukan bangkai anjing, sapi tergletak di jalan-jalan, begitu juga dengan makananya bagaiamana cara menyajikan Esh makanan pokok orang mesir, kalau tidak tahu kebiasaan orang mesir mungkin kita jijik mengkonsumsi makanan-makan seperti itu, tetapi hal ini banyak kita temukan bagi penduduk mesir yang ekonomomya menengah ke bawah, tapi untuk penduduk mesir yang ekonominya menengah ke atas lebih bersih dan seteril, kalau hal ini menjadi penyebab terjangkitnya penyakit kemungkinan sangat kecil sekali karena selama bulan ramadhan masisir sering mengkosimsi makanan yang diracik sendiri ataupun dari musaadah yang dikemas rapi dan terbungkes dengan plastik ataupun makanan yang diambil dari tempat pengolahan secara langsung tidak teralu banyak tangan yang ikut campur.
Yang ketiga adalah berkaitan dengan pergantian musim yang terjadi mesir, mungkin faktor inilah yang paling bisa dijadikan landasan ataupun suatu penyebab yang paling dominan, karena pada waktu pergantian musim inilah cuaca tidak setabil dan kondisi badan kaget dengan suhu udara yang naik turun tidak jelas sedangkan tubuh masisir sendiri kurang terbiasa dengan hal ini akhirnya mengakibatkan temperatur suhu badan naik dan menimbulkan beberapa penyakit.
Tetapi hal ini kalau kita komparasikan dengan makna bulan ramadhan bulan penuh maghfiroh bulan penuh dengan ampunan dari allah SWT dimana hambanya dibersihkan dari noda-noda yang mengotori fitrah manusia sehingga manusia keluar dari bulan ramadhan seperti bayi yang baru lahir, seperti kertas pih yang belum ada noda tinta sama sekali, ya semoga yang mendapatkan musibah diberi kesabaran dan ketabahan dan termasuk orang-orang yang dibersihkan dosa-dosanya.